Rabu, 12 Oktober 2011

SMURF CAMPAIGN

Pekan ini kami terhibur oleh sebuah film animasi, SMURF. Film keluarga ini berhasil menyajikan sebuah kisah yang apik, sarat makna juga canda tawa. Dalam sebuah diskusi internal, ternyata ada banyak ilmu yang terungkap dari kisah, tokoh dan berbagai karakter SMURF. Berikut salinannya:

 

SMURF adalah makhluk biru (mungil) yang menempati rumah jamur. Konon, mereka hidup bersama di sebuah desa antah-berantah pedalaman hutan Eropa. Mereka hidup rukun dan masing-masing menjalankan fungsinya dengan baik dalam masyarakat. Mereka juga memiliki teknik bahasa khas SMURF, yaitu dengan mengganti kata kerja/kata sifat dengan kata 'Smurf'. SMURF lahir sebagai sebuah kisah dalam komik Belgia karangan Pierre Culliford, yang populer dengan nama pena, Peyo. SMURF juga sempat populer di Indonesia pada tahun 1980-an. Bahkan sebuah jaringan restoran multinasional menjadikan berbagai tokoh SMURF sebagai hadiah dari menu khusus yang diperuntukkan bagi anak-anak.

 

Sadarkah Anda, bahwa kehidupan di desa SMURF telah menggambarkan kesempurnaan praktek sosialisme utopis yang ada di dalam kepala Marx, dengan menggambarkan sebuah komune yang dikelola secara kolektif di bawah pimpinan sang revolusioner tunggal bernama Papa Smurf. Di desa itu, semua SMURF bekerja sesuai dengan profesi pilihannya, penuh suka cita dan memiliki hak yang sama tanpa harus mengenal sistem mata uang. Sungguh sebuah kondisi ideal bagi kaum komunis. 

 

Secara ekonomis, Desa Smurf seperti sebuah pasar yang tertutup. Mereka tidak mengenal mata uang dan semua menjadi milik bersama atau properti publik. Tiap SMURF adalah pekerja sekaligus pemilik. Para SMURF menolak ide pasar bebas, karena keserakahan dan ketidakadilannya. Bagi mereka, memperjuangkan kepentingan kolektif jauh lebih penting dan berharga daripada memperjuangkan kepentingan individual. 

 

Seperti layaknya sebuah negara komunis yang ada di planet ini, desa SMURF pun tidak pernah lepas dari bayang-bayang masalah. Di bagian hutan yang lain hidup Gargamel, dia adalah seorang perjaka tua jahat yang hidup bersama kucingnya yang setia, Azrael. Dalam kisah terdahulu diceritakan, Gargamel dengan kemampuan sihirnya ingin melebur para SMURF yang dipercayainya bisa menjadi bahan baku untuk membuat emas (dalam Film terbarunya, entah mengapa tujuan Gargamel berubah-agar ilmu sihirnya semakin hebat) . Sementara Azrael hanya ingin merasakan kenikmatan daging para Smurf. 

 

Dalam hal ini, Gargamel dapat digambarkan sebagai negara kapitalis yang melihat segalanya sebagai potensi komodifikasi. Kebetulan pula, sejarah menunjukkan emas adalah salah satu komoditas yang menjadi daya tarik penjelajahan kaum imperialis. Semua yang buruk tentang kapitalisme ada pada Gargamel. Ia rakus, kejam, dan hanya mempedulikan kepuasan dirinya sendiri. Dia adalah contoh manusia yang lebih mengutamakan kepentingan individual di atas kepentingan masyarakat (bukan sebuah kebetulan juga jika ternyata ia adalah seorang perjaka tua yang tinggal dalam kastil di tengah hutan dengan hanya ditemani seekor kucing). Secara metafor, ia ingin menghabisi sosialisme, sama seperti yang dilakukan negara barat terhadap Soviet dan negara-negara satelitnya selama perang dingin. Kemudian sebagai seorang kapitalis sejati, ia berharap bisa menjadikan segalanya sebagai komoditas. Sebagai seorang kapitalis, ia lebih mempedulikan kesejahteraan dirinya sendiri daripada kesetaraan dan keadilan. Sudah menjadi sifat alaminya untuk mengumpulkan kekayaan sebanyak mungkin. 

 

Kucing peliharaan Gargamel, Azrael, mewakili serikat pekerja mandul di negara-negara yang menganut sistem pasar bebas. Ia tidak pernah mengeluh karena memang ia tidak punya suara (entah kenapa, dalam film terbarunya, Azrael jadi bisa bicara). Ia juga tidak bisa menegosiasikan gajinya. ia memakan apa saja yang disuguhkan oleh majikannya. Dan karena tubuhnya berukuran lebih kecil plus tidak lebih kuat dari Gargamel, maka ia juga mewakili kaum proletar, sementara Gargamel mewakili kaum borjuis. Azrael adalah tokoh yang dieksploitasi dan ditindas. Ia mempertaruhkan nyawanya untuk melakukan berbagai pekerjaan berbahaya (yang tidak bisa dilakukan majikannya), sama seperti para pekerja yang menderita nasib buruk selama berabad-abad karena kurangnya pendidikan yang dimiliki. Mereka juga tidak memiliki pilihan lain selain menghamba pada majikannya. 

 

Usaha untuk menunjukkan betapa idealnya kehidupan kolektif di bawah satu pimpinan ini digambarkan dengan jelas dalam salah satu serinya yang berjudul Smurfuhrer, dimana konflik khas Marxian klasik antara pemerintah yang jahat dan menindas, dimana pemimpin (dan kapitalis) yang rakus mengeksploitasi masyarakat untuk kepentingannya sendiri, dipertentangkan dengan politik egalitarian ideal yang telah di formulasikan oleh Marx. Dalam seri tersebut, Papa Smurf harus menempuh perjalanan panjang untuk mencari bahan ramuan ajaibnya. Sepeninggal Papa Smurf, para Smurf yang lain mengadakan pemilihan untuk memilih pengganti Papa Smurf, dan terpilihlah satu Smurf sebagai pemimpin. Tapi, ia malah menjadi otoriter dan menimbulkan gelombang pemberontakan dari para SMURF untuk menggulingkan kekuasaannya.


Desa SMURF jadi porak poranda akibat tindakan para pemberontak. Singkat cerita, desa yang utopis itu baru pulih kembali setelah Papa Smurf pulang di saat pertarungan sengit antara para SMURF sedang terjadi. Dalam hal ini, Papa Smurf, sebagaimana juga dengan Marx, telah mewakili bentuk Marxisme yang ideal dengan menampilkan gambaran ketergantungan masyarakat yang butuh sosok pahlawan pelopor (avant garde) revolusioner yang bisa dijadikan panutan dan pemimpin yang maha hebat.

Secara visual pun ditemukan kemiripan antara karakter penghuni desa Smurf dengan tokoh ideologis mazhab kiri di dunia nyata. Figur pemimpin desa, Papa Smurf, dengan jenggotnya yang lebat akan dengan mudah mengingatkan kita pada sosok Karl Marx. Jangan lupa, Papa Smurf adalah satu-satunya penghuni desa Smurf yang menggunakan pakaian bewarna merah, yang merupakan warna tradisional kaum sosialis.

Satu lagi karakter dalam Desa Smurf yang memiliki kemiripan tersebut adalah Smurf Kacamata. Kacamata bulat yang dikenakannya mengingatkan pada sosok Leon Trotsky, salah seorang pentolan partai Bolshevyk yang terjegal setelah Stalin mengambil alih tampuk kekuasaan. Dalam kisahnya digambarkan Smurf Kacamata memiliki kecerdasan yang hampir menyamai Papa Smurf. Tapi, sikap sok tau dan sombong membuatnya sering jadi bulan-bulanan dan bahan cemoohan para penghuni desa SMURF. Sama seperti nasib Trotsky yang kemudian mati terbunuh dalam pengasingannya di Meksiko. 

Menurut pencipta aslinya, komik ini berjudul Les Schtroumpfs yang berasal dari bahasa Prancis. Namun kemudian diterjemahkan ke berbagai bahasa sebagai SMURF. Apa arti kata “Smurf” itu? Para fans, yang mungkin sebagian di antaranya adalah penganut teori konspirasi, mempunyai dua dugaan. Satu, nama S.M.U.R.F. adalah kependekan dari Socialist Men Under Red Father. Dua, kepanjangan dari nama S.M.U.R.F. adalah Sovyet Militants Under Red Faction. 

Perlu diingat, medium adalah pesan. Peyo berhasil menggambarkan teori Marxisme dalam bentuk kisah dongeng yang alegoris. Jauh dari gagal, komik Smurf pada akhirnya telah berhasil menyebarkan pesan dengan baik, dengan bias kehidupan nyata yang kita alami, jauh lebih baik daripada yang pernah literatur fantasi lainnya coba lakukan. Boleh saja sebagian besar ide dalam komik ini terinspirasi ideal Marxisme utopis, karena, walaupun ia tidak menggambarkan dunia secara nyata dan juga apa adanya dengan segala kompleksitasnya, kita masih bisa membayangkannya dalam ilustrasi-ilustrasi serta berbagai personifikasi di dalam kisah desa komunal tersebut.

Semoga saja celoteh kami ini salah. Tapi jika ini mendekati kata 'benar'. Tolong ijinkan saya untuk berteriak "Holly SMURF... you're doin a great campaign"

-celoteh kami, si anak kemaren sore-

2 komentar:

  1. bisa dikatakan dongeng v memang smua dongeng berakar dari kenyataan n keaslian kisah nyata yang pernah terukir n terjadi dalam suatu koomunitas atau sosia tertentu...so'''' far so good... n so nice.... (y)

    BalasHapus
  2. bisa dikatakan dongeng v memang smua dongeng berakar dari kenyataan n keaslian kisah nyata yang pernah terukir n terjadi dalam suatu koomunitas atau sosia tertentu...so'''' far so good... n so nice.... (y)

    BalasHapus