Rabu, 12 Oktober 2011

SMURF CAMPAIGN

Pekan ini kami terhibur oleh sebuah film animasi, SMURF. Film keluarga ini berhasil menyajikan sebuah kisah yang apik, sarat makna juga canda tawa. Dalam sebuah diskusi internal, ternyata ada banyak ilmu yang terungkap dari kisah, tokoh dan berbagai karakter SMURF. Berikut salinannya:

 

SMURF adalah makhluk biru (mungil) yang menempati rumah jamur. Konon, mereka hidup bersama di sebuah desa antah-berantah pedalaman hutan Eropa. Mereka hidup rukun dan masing-masing menjalankan fungsinya dengan baik dalam masyarakat. Mereka juga memiliki teknik bahasa khas SMURF, yaitu dengan mengganti kata kerja/kata sifat dengan kata 'Smurf'. SMURF lahir sebagai sebuah kisah dalam komik Belgia karangan Pierre Culliford, yang populer dengan nama pena, Peyo. SMURF juga sempat populer di Indonesia pada tahun 1980-an. Bahkan sebuah jaringan restoran multinasional menjadikan berbagai tokoh SMURF sebagai hadiah dari menu khusus yang diperuntukkan bagi anak-anak.

 

Sadarkah Anda, bahwa kehidupan di desa SMURF telah menggambarkan kesempurnaan praktek sosialisme utopis yang ada di dalam kepala Marx, dengan menggambarkan sebuah komune yang dikelola secara kolektif di bawah pimpinan sang revolusioner tunggal bernama Papa Smurf. Di desa itu, semua SMURF bekerja sesuai dengan profesi pilihannya, penuh suka cita dan memiliki hak yang sama tanpa harus mengenal sistem mata uang. Sungguh sebuah kondisi ideal bagi kaum komunis. 

 

Secara ekonomis, Desa Smurf seperti sebuah pasar yang tertutup. Mereka tidak mengenal mata uang dan semua menjadi milik bersama atau properti publik. Tiap SMURF adalah pekerja sekaligus pemilik. Para SMURF menolak ide pasar bebas, karena keserakahan dan ketidakadilannya. Bagi mereka, memperjuangkan kepentingan kolektif jauh lebih penting dan berharga daripada memperjuangkan kepentingan individual. 

 

Seperti layaknya sebuah negara komunis yang ada di planet ini, desa SMURF pun tidak pernah lepas dari bayang-bayang masalah. Di bagian hutan yang lain hidup Gargamel, dia adalah seorang perjaka tua jahat yang hidup bersama kucingnya yang setia, Azrael. Dalam kisah terdahulu diceritakan, Gargamel dengan kemampuan sihirnya ingin melebur para SMURF yang dipercayainya bisa menjadi bahan baku untuk membuat emas (dalam Film terbarunya, entah mengapa tujuan Gargamel berubah-agar ilmu sihirnya semakin hebat) . Sementara Azrael hanya ingin merasakan kenikmatan daging para Smurf. 

 

Dalam hal ini, Gargamel dapat digambarkan sebagai negara kapitalis yang melihat segalanya sebagai potensi komodifikasi. Kebetulan pula, sejarah menunjukkan emas adalah salah satu komoditas yang menjadi daya tarik penjelajahan kaum imperialis. Semua yang buruk tentang kapitalisme ada pada Gargamel. Ia rakus, kejam, dan hanya mempedulikan kepuasan dirinya sendiri. Dia adalah contoh manusia yang lebih mengutamakan kepentingan individual di atas kepentingan masyarakat (bukan sebuah kebetulan juga jika ternyata ia adalah seorang perjaka tua yang tinggal dalam kastil di tengah hutan dengan hanya ditemani seekor kucing). Secara metafor, ia ingin menghabisi sosialisme, sama seperti yang dilakukan negara barat terhadap Soviet dan negara-negara satelitnya selama perang dingin. Kemudian sebagai seorang kapitalis sejati, ia berharap bisa menjadikan segalanya sebagai komoditas. Sebagai seorang kapitalis, ia lebih mempedulikan kesejahteraan dirinya sendiri daripada kesetaraan dan keadilan. Sudah menjadi sifat alaminya untuk mengumpulkan kekayaan sebanyak mungkin. 

 

Kucing peliharaan Gargamel, Azrael, mewakili serikat pekerja mandul di negara-negara yang menganut sistem pasar bebas. Ia tidak pernah mengeluh karena memang ia tidak punya suara (entah kenapa, dalam film terbarunya, Azrael jadi bisa bicara). Ia juga tidak bisa menegosiasikan gajinya. ia memakan apa saja yang disuguhkan oleh majikannya. Dan karena tubuhnya berukuran lebih kecil plus tidak lebih kuat dari Gargamel, maka ia juga mewakili kaum proletar, sementara Gargamel mewakili kaum borjuis. Azrael adalah tokoh yang dieksploitasi dan ditindas. Ia mempertaruhkan nyawanya untuk melakukan berbagai pekerjaan berbahaya (yang tidak bisa dilakukan majikannya), sama seperti para pekerja yang menderita nasib buruk selama berabad-abad karena kurangnya pendidikan yang dimiliki. Mereka juga tidak memiliki pilihan lain selain menghamba pada majikannya. 

 

Usaha untuk menunjukkan betapa idealnya kehidupan kolektif di bawah satu pimpinan ini digambarkan dengan jelas dalam salah satu serinya yang berjudul Smurfuhrer, dimana konflik khas Marxian klasik antara pemerintah yang jahat dan menindas, dimana pemimpin (dan kapitalis) yang rakus mengeksploitasi masyarakat untuk kepentingannya sendiri, dipertentangkan dengan politik egalitarian ideal yang telah di formulasikan oleh Marx. Dalam seri tersebut, Papa Smurf harus menempuh perjalanan panjang untuk mencari bahan ramuan ajaibnya. Sepeninggal Papa Smurf, para Smurf yang lain mengadakan pemilihan untuk memilih pengganti Papa Smurf, dan terpilihlah satu Smurf sebagai pemimpin. Tapi, ia malah menjadi otoriter dan menimbulkan gelombang pemberontakan dari para SMURF untuk menggulingkan kekuasaannya.


Desa SMURF jadi porak poranda akibat tindakan para pemberontak. Singkat cerita, desa yang utopis itu baru pulih kembali setelah Papa Smurf pulang di saat pertarungan sengit antara para SMURF sedang terjadi. Dalam hal ini, Papa Smurf, sebagaimana juga dengan Marx, telah mewakili bentuk Marxisme yang ideal dengan menampilkan gambaran ketergantungan masyarakat yang butuh sosok pahlawan pelopor (avant garde) revolusioner yang bisa dijadikan panutan dan pemimpin yang maha hebat.

Secara visual pun ditemukan kemiripan antara karakter penghuni desa Smurf dengan tokoh ideologis mazhab kiri di dunia nyata. Figur pemimpin desa, Papa Smurf, dengan jenggotnya yang lebat akan dengan mudah mengingatkan kita pada sosok Karl Marx. Jangan lupa, Papa Smurf adalah satu-satunya penghuni desa Smurf yang menggunakan pakaian bewarna merah, yang merupakan warna tradisional kaum sosialis.

Satu lagi karakter dalam Desa Smurf yang memiliki kemiripan tersebut adalah Smurf Kacamata. Kacamata bulat yang dikenakannya mengingatkan pada sosok Leon Trotsky, salah seorang pentolan partai Bolshevyk yang terjegal setelah Stalin mengambil alih tampuk kekuasaan. Dalam kisahnya digambarkan Smurf Kacamata memiliki kecerdasan yang hampir menyamai Papa Smurf. Tapi, sikap sok tau dan sombong membuatnya sering jadi bulan-bulanan dan bahan cemoohan para penghuni desa SMURF. Sama seperti nasib Trotsky yang kemudian mati terbunuh dalam pengasingannya di Meksiko. 

Menurut pencipta aslinya, komik ini berjudul Les Schtroumpfs yang berasal dari bahasa Prancis. Namun kemudian diterjemahkan ke berbagai bahasa sebagai SMURF. Apa arti kata “Smurf” itu? Para fans, yang mungkin sebagian di antaranya adalah penganut teori konspirasi, mempunyai dua dugaan. Satu, nama S.M.U.R.F. adalah kependekan dari Socialist Men Under Red Father. Dua, kepanjangan dari nama S.M.U.R.F. adalah Sovyet Militants Under Red Faction. 

Perlu diingat, medium adalah pesan. Peyo berhasil menggambarkan teori Marxisme dalam bentuk kisah dongeng yang alegoris. Jauh dari gagal, komik Smurf pada akhirnya telah berhasil menyebarkan pesan dengan baik, dengan bias kehidupan nyata yang kita alami, jauh lebih baik daripada yang pernah literatur fantasi lainnya coba lakukan. Boleh saja sebagian besar ide dalam komik ini terinspirasi ideal Marxisme utopis, karena, walaupun ia tidak menggambarkan dunia secara nyata dan juga apa adanya dengan segala kompleksitasnya, kita masih bisa membayangkannya dalam ilustrasi-ilustrasi serta berbagai personifikasi di dalam kisah desa komunal tersebut.

Semoga saja celoteh kami ini salah. Tapi jika ini mendekati kata 'benar'. Tolong ijinkan saya untuk berteriak "Holly SMURF... you're doin a great campaign"

-celoteh kami, si anak kemaren sore-

Kamis, 04 November 2010

rumah yang paling indah

Hari itu umat muslim sedang menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Ketika matahari telah naik satu penggalah, terlihat Rasulullah SAW berjalan keluar dari rumahnya yang mulia menuju ke Masjid. Namun baru beberapa langkah beliau berjalan, tiba-tiba beliau melihat banyak sekali anak-anak yang bermain penuh sukacita. Tampaknya mereka semua merasakan betapa indah dan bahagianya suasana Ramadhan kali ini.

Anehnya, tidak semua anak-anak gembira penuh kegirangan. Ada salah seorang diantara mereka yang sedang duduk termenung seorang diri. Pakaian anak itu tampak kumal, sekumal pikiran dan hatinya. Rasulullah SAW pun langsung mendekati dan menegurnya, “nak, mengapa engkau tidak ikut bermain bersama kawan-kawanmu?”, anak itu kemudian menjawab dengan tanpa beban dan tanpa menyadari bahwa yang ada di dekatnya itu adalah Rasulullah SAW. “Biarlah aku begini saja tuan”, jawabnya. “Sebab ayahku sudah meninggal, sedangkan ibuku telah menikah lagi dengan seorang laki-laki yang sangat kasar. Ayah tiriku itu telah mengusirku pergi. Sementara seluruh harta benda ayah kandungku telah dihabiskan oleh ayah tiriku tersebut. Dengan demikian, sudah tidak ada lagi makanan yang dapat aku makan. Baju pun hanya tinggal satu, yakni yang melekat di tubuhku ini. Sekarang ini aku juga tidak boleh kembali lagi ke rumah”.
“Karena itu, betapa pilunya hatiku tatkala melihat kawan-kawan yang lain tampak begitu ceria di hari dan bulan Ramadhan yang bahagia ini. Mereka masih bisa berkumpul bersama kedua orang tuanya dan bersenda gurau dengan ayah maupun ibu mereka. Pakaian mereka tampak baru seluruhnya. Semua itulah yang membuatku menangis dan air mataku tak sanggup lagi aku bendung”, begitu tutur anak yatim itu dengan terisak-isak menahan tangis.

Mendengar pengakuan anak tersebut, hati Rasulullah seakan-akan tersayat oleh sembilu. Hatinya menjadi terasa pedih. Beliau merasakan betapa malangnya nasib anak ini. Beliau lantas berjongkok di hadapannya seraya mengatakan, “bagaimana pendapatmu, seandainya Muhammad Rasulullah itu yang akan menggantikan ayahmu. Sementara Ummul Mukminin ‘Aisyah yang akan menjadi ibumu dan Fatimah nanti akan menjadi saudaramu serta Hasan dan Husein menjadi adik-adikmu?”

Tiba-tiba wajah anak itu tampak berbinar-binar bahagia seraya menganggukkan kepalanya. Sesaat kemudian, tangan anak itu digandeng oleh Rasulullah dan dibawa ke rumah untuk ditunjukkan kepada ‘Aisyah dan Fatimah serta yang lainnya. Rasulullah langsung memandikan dan mengganti pakaiannya dengan yang lebih layak dan bagus serta menyuapinya hingga merasa kenyang.

Mendapati perlakuan seperti itu, hati anak yatim itu menjadi sangat bahagia. Rasulullah lalu mengajaknya untuk pergi ke Masjid. Sesampainya di halaman Masjid, dia melihat kawan-kawannya yang masih bermain, maka saat itu pula dia segera berlari berkumpul bersama mereka. Melihat perubahan yang ada pada anak yatim itu, maka anak-anak yang lain pun menjadi heran dan mulai bertanya, “kulihat engkau tadi sangat murung dan dekil, tapi mengapa sekarang engkau tampak gembira, apa yang menjadikan engkau berubah seperti ini?” tanya salah satu dari mereka. Lalu anak yatim itu pun menjawab, “begini kawan, aku kelihatan murung tadi karena aku sangat lapar. Sekarang aku sudah kenyang. Begitu juga pakaianku ini, sekarang juga tampak menyenangkan sebagaimana yang kalian pakai. Bahkan lebih jauh dari itu, yang paling membahagiakanku adalah sekarang Rasulullah SAW telah menjadi ayahku dan Ummul Mukminin ‘Aisyah sebagai ibuku. Aku telah diangkat oleh keduanya menjadi anaknya, sehingga Fatimah kini menjadi saudaraku”, demikian penjelasan anak yatim itu.

Semenjak saat itu, anak yatim tersebut dirawat dengan sangat baik oleh keluarga Rasulullah. Hingga akhirnya, manusia termulia pecinta dan penyayang anak-anak yatim itu tidak bisa lagi mendampingi dan mengasuhnya. Rasulullah SAW telah kembali menghadap ILLAHI Rabbi. Kenyataan inilah yang menyebabkan anak yatim itu kembali bersedih. “Sekarang aku benar-benar menjadi yatim kembali”, rintihnya.
Mendengar rintihan anak yatim itu, Abu Bakar Ash-Shidiq mendekatinya dan menghiburnya seraya berkata, “akulah yang akan menggantikan Rasulullah SAW untuk menjadi orang tua angkatmu dan mengurusi kehidupanmu!”

Demikianlah salah satu kisah yang menggambarkan kepada kita semua tentang bagaimana perhatian Rasulullah SAW yang amat besar terhadap anak-anak yatim. Karena begitu perhatian terhadap mereka, Rasulullah SAW pernah bersabda, “barangsiapa yang mengambil anak yatim dari kalangan muslimin dan memberinya makan dan minum, maka Allah akan memasukkannya ke surga kecuali bila ia berbuat ‘dosa besar yang tidak terampuni’.” (HR. Tirmidzi). Sedangkan, “Aku dan pemelihara anak yatim di surga, (dalam sabdanya yang lain) adalah seperti ‘ini’ (beliau memberi isyarat dengan telunjuk dan jari tengahnya lalu merenggangkannya.” (HR. Bukhari, Tirmidzi dan Abu Daud).

Karena itu, ramaikanlah rumah kita dengan anak-anak yatim dan berlaku baiklah terhadap mereka. Sebab, “sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang diperlakukan dengan sebaik-baiknya dan sejelek-jeleknya rumah kaum muslimin, ialah bila di dalam rumahnya ada anak yatim yang diperlakukan dengan buruk.” (HR. Ibnu Mubarak). Rasulullah menganjurkan agar kita membahagiakan minimal satu anak yatim, Jika belum mampu untuk mengasuh mereka, minimal jangan pernah mencoba untuk menyakiti perasaan anak-anak yatim. Justru kita harus membahagiakan mereka. Ketahuilah, bahwa Islam adalah agama yang Indah.

-Putrahadi Nurachman si anak kemaren sore-

Rabu, 03 November 2010

filosofi angsa

Sebuah renungan bagi kita semua yang merasa sebagai manusia yang memiliki akal sebagai sebuah nikmat yang menjadikan kita berbeda dengan makhluk lain.

Hidup itu Indah. Tidak ada satu hal pun yang diciptakan oleh Tuhan menjadi sia-sia. Tentunya itu bisa terjadi bila kita mau memanfaatkan nikmat akal yang telah diberikan oleh Tuhan pada diri kita untuk berpikir dan mencoba memaknai setiap hal yang terjadi di sekeliling kita. Percaya atau tidak, bila kita mau berpikir dengan akal dan memaknai setiap hal yang terjadi di sekeliling kita, maka dalam satu hari, kita sudah bisa mendapatkan lebih dari 100 ilmu. Salah satu contohnya adalah seperti yang akan kutuliskan ini. Ini merupakan ilmu yang dapat kita petik dari tindak tanduk makhluk lain yang ada di sekeliling kita.

Bila kita tinggal di negara empat musim, maka pada musim gugur akan terlihat rombongan angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin. Tentunya bagi kita yang tinggal di iklim tropis, kita tetap bisa melihat fenomena tersebut melalui video dokumenter yang dijual atau melalui stasiun televisi lokal nasional maupun Internasional. Disana kita bisa melihat bahwa angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruf "V".

Kita akan melihat beberapa fakta ilmiah tentang mengapa rombongan angsa tersebut terbang dengan formasi "V".

Fakta 1 :
Saat setiap burung mengepakkan sayapnya, hal itu memberikan "daya dukung” bagi burung yang terbang tepat di belakangnya. Ini terjadi karena burung yang terbang di belakang tidak perlu bersusah-payah untuk menembus dinding udara' di depannya. Dengan terbang dalam formasi "V", seluruh kawanan dapat menempuh jarak terbang 71% lebih jauh daripada bila setiap burung terbang sendirian.

Pelajaran/Hikmah yang dapat kita ambil :
Orang-orang yang bergerak dalam arah dan tujuan yang sama serta saling membagi dalam komunitas mereka, dapat mencapai tujuan mereka dengan lebih cepat dan lebih mudah. Ini terjadi karena mereka menjalaninya dengan saling mendorong dan mendukung satu dengan yang lainnya. Persatuan merupakan kunci awal untuk mencapai suatu tujuan.


Fakta 2 :
Kalau seekor angsa terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan burung di depannya.

Pelajaran/Hikmah yang dapat kita ambil :
Kalau kita memiliki cukup logika umum seperti seekor angsa, kita akan tinggal dalam formasi dengan mereka yang berjalan di depan. Kita akan mau menerima bantuan dan memberikan bantuan kepada yang lainnya. Lebih sulit untuk melakukan sesuatu seorang diri daripada melakukannya bersama-sama


Fakta 3 :
Ketika angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan angsa lain akan terbang menggantikan posisinya.

Pelajaran/Hikmah yang dapat kita ambil :
Adalah masuk akal untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh tuntutan secara bergantian dan memimpin secara bersama. Seperti halnya angsa, manusia saling bergantung satu dengan lainnya dalam hal kemampuan, kapasitas dan memiliki keunikan dalam karunia, talenta atau sumber daya lainnya.


Fakta 4 :
Angsa-angsa yang terbang dalam formasi ini mengeluarkan suara riuh rendah dari belakang untuk memberikan semangat kepada angsa yang terbang di depan sehingga kecepatan terbang dapat dijaga.

Pelajaran/Hikmah yang dapat kita ambil :
Kita harus memastikan bahwa suara kita akan memberikan kekuatan. Dalam kelompok yang saling menguatkan, hasil yang dicapai menjadi lebih besar. Kekuatan yang mendukung (berdiri dalam satu hati atau nilai-nilai utama dan saling menguatkan) adalah kualitas suara yang kita cari. Kita harus memastikan bahwa suara kita akan menguatkan dan bukan melemahkan.


Fakta 5 :
Ketika seekor angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua angsa lain akan ikut keluar dari formasi bersama angsa tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka tinggal dengan angsa yang jatuh itu sampai ia mati atau dapat terbang lagi. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka.

Pelajaran/Hikmah yang dapat kita ambil :
Kalau kita punya perasaan, setidaknya seperti seekor angsa, kita akan tinggal bersama sahabat dan sesama kita dalam saat-saat sulit mereka, sama seperti ketika segalanya dalam keadaan baik.

Maknai dengan baik..
Angsa adalah seekor binatang, dia dapat melakukan itu semua. Padahal, mereka "gak makan bangku sekolahan'' (Alm. Benyamin S : sinetron Si Doel Anak Sekolahan), mereka pun tak punya akal, tapi mereka bisa.

Semoga guratan ini bisa menjadi tambahan ilmu dalam proses berpikir kita sebagai makhluk sosial.

-Putrahadi Nurachman si anak kemaren sore-

sketsa implisit tentang nafsu manusia

Dewa Wishnu sudah bosan mendengarkan permohonan salah
seorang penyembahnya, hingga suatu ketika ia menampakkan
diri di hadapannya dan berkata: 'Sudah kuputuskan, aku akan
memberikan tiga hal, apa pun yang kau minta. Sesudah itu,
tidak ada sesuatu pun yang akan kuberikan kepadamu lagi.'

Penyembah itu dengan gembira langsung mengajukan permohonan
yang pertama. Ia meminta, agar isterinya mati sehingga ia
dapat menikah lagi dengan wanita lain yang lebih baik.
Permohonannya dikabulkan dengan segera.

Tetapi ketika teman-teman dan sanak saudaranya berkumpul
menghadiri pemakaman isterinya, dan mulai mengenangkan
kembali semua sifat baiknya, penyembah ini sadar bahwa ia
telah bertindak terlampau gegabah. Saat itu ia menyadari
bahwa dulu ia buta terhadap segala kebaikan isterinya.
Apakah ia masih bisa menemukan wanita lain yang sebaik dia?

Maka ia memohon kepada dewa, agar menghidupkan isterinya
kembali. Kini permohonannya tinggal satu lagi. Ia bermaksud
tidak akan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya, karena
ia sudah tidak akan sempat memperbaikinya lagi. Ia bertanya
kemana-mana. Beberapa kawannya menasehatinya, agar ia minta
diluputkan dari kematian. Tetapi apa gunanya tetap hidup,
kata kawannya yang lain, kalau badannya tidak sehat? Dan
untuk apa sehat, kalau tidak punya uang? Dan apa gunanya
uang kalau tidak punya sahabat?

Tahun demi tahun telah lewat dan ia belum juga dapat
memutuskan apa yang harus dimintanya: hidup, kesehatan,
kekayaan, kekuasaan atau cinta. Akhirnya ia menyerah dan
berkata kepada dewa: 'Berkenanlah kiranya Dewa memberi
nasehat, apa yang sepantasnya saya minta?'

Melihat kebingungan orang itu, dewa Wishnu tertawa dan berkata:

'Mintalah hati yang damai, entah apa pun yang terjadi dalam hidupmu.'

(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)

-Putrahadi Nurachman si anak kemaren sore-

akal yang mandul

Sebuah dongeng yang diceritakan oleh mistik Arab, Sa'di :

Seorang manusia yang sedang melewati hutan melihat seekor serigala
yang sudah lumpuh keempat kakinya. Ia ingin tahu bagaimana
serigala itu dapat hidup terus. Lalu ia melihat seekor
harimau datang dengan membawa kijang hasil buruannya.
Harimau itu makan sepuasnya dan meninggalkan sisa makanannya untuk
serigala.

Hari berikutnya Allah SWT memberi makan serigala dengan
perantaraan harimau yang sama. Orang itupun mulai mengagumi
kebaikan Allah SWT yang begitu besar dan berkata dalam hati:
'Aku juga akan menganggur di rumah saja dergan penuh
kepercayaan kepada ALAAH SWT, karena Ia akan mencukupi segala
kebutuhanku.'

Ia melakukan niatnya berhari-hari lamanya, tetapi tak
terjadi apa-apa. Ketika orang yang malang ini sudah hampir
mati, terdengarlah Suara dari langit, 'Hai, engkau, orang yang sesat,
bukalah matamu pada pada kebenaran! Ikutilah teladan harimau
dan berhentilah meniru serigala yang lumpuh!'

Hari pun berganti, di jalan manusia tadi melihat seorang gadis kecil menggigil
kedinginan dalam pakaiannya yang tipis. Tiada harapan
baginya untuk mendapatkan cukup makanan. Manusia tadi menjadi marah
dan berkata kepada Allah SWT : 'Mengapa hal ini Kau biarkan?
Mengapa Engkau tidak berbuat sesuatu?'

Sementara waktu ALLAH SWT tidak berkata apa-apa.
Pada Malam harinya ALLAH
menjawab dengan sangat tiba-tiba melalui perantara mimpi,
''Aku telah menciptakan engkau''.


-Putrahadi Nurachman si anak kemaren sore-

aku, aku, akulah yang akan mengubah dunia

Sufi Bayazid bercerita tentang dirinya seperti berikut :

'Waktu masih muda, aku ini revolusioner dan aku selalu
berdoa: Tuhan, berilah aku kekuatan untuk mengubah dunia!'

'Ketika aku sudah separuh baya dan sadar bahwa setengah
hidupku sudah lewat tanpa mengubah satu orang pun, aku
mengubah doaku menjadi: 'Tuhan, berilah aku rahmat untuk
mengubah semua orang yang berhubungan denganku, keluarga dan
kawan-kawanku, dan aku akan merasa puas.'

'Sekarang ketika aku sudah menjadi tua dan saat kematianku
sudah dekat, aku mulai melihat betapa bodohnya aku. Doaku
satu-satunya sekarang adalah: 'Tuhan, berilah aku rahmat
untuk mengubah diriku sendiri.' Seandainya sejak semula aku
berdoa begitu, maka aku tidak begitu menyia-nyiakan
hidupku!'

Setiap orang berpikir ingin mengubah dunia
Hampir tak seorang pun yang berpikir 'bagaimana mengubah dirinya sendiri?'

(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)


-Putrahadi Nurachman si anak kemaren sore-

malam pertama

Apa kabar sahabatku ???

Lama kita tak jumpa dan tak bertegur sapa
aku yakin bukan karena kebencian diantara kita
aku pun yakin bukan karena ada sesuatu diantara kita
Tapi rutinitas dunialah yang telah menjebak kita

Satu hal sebagai bahan renungan kita
merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam dan Hawa

Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu mempelai sangat dimanjakan
Mandi pun harus dimandikan
Seluruh badan kita
terbuka tak ada sehelai benang pun yang menutupinya
Tak ada sedikitpun rasa malu
Seluruh badan digosok dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang itu pun ditutupi oleh kapas putih
Itulah wujud kita

Setelah dimandikan kita pun dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Semasa hidup kain itu jarang yang mau memakainya
kain itu bernama kafan
Lalu wewangian ditaburkan ke gaun kita
Kain yang ada di bagian kepala dan kaki pun diikatkan
Tataplah…. tataplah... itulah wujud kita
Keranda pelaminan langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian

Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Pergi menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul kita
Diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah kudus
Akad nikahnya bacaan talkin
Berwalikan liang lahat
Saksinya adalah nisan yang telah tiba lebih dulu
Siraman air mawar pengantar akhir pada ruang kerinduan

Dan akhirnya..
Tiba masa pengantin
Menunggu dan ditinggal sendirian
Untuk mempertanggungjawabkan seluruh langkah kehidupan

Malam pertama bersama 'KEKASIH'
Ditemani rayap dan cacing tanah
Di kamar yang bertilamkan tanah

Dan ketika 7 langkah telah pergi….
Kita pun akan ditanyai oleh sang Malaikat
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur Atau kita
akan memperoleh Siksa Kubur?
Kita tak tahu dan tak seorangpun yang tahu
Tapi anehnya kita tak pernah galau atau pun takut
Padahal semuanya sudahlah pasti antara nikmat atau siksa yang akan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata untuk hal ini
Seolah barang berharga yang sangat mahal

sudah pantaskah sikap kita untuk disebut sebagai ahli syurga ???

Sahabat,
maaf jika malam itu aku tak menemanimu
Bukan aku tak setia
Bukan aku berkhianat
Tapi itulah komitmen azali tentang kehidupan
Tapi percayalah aku pasti kan mendo’akanmu
Karena aku sungguh menyayangimu
Rasa sayangku padamu lebih dari apa yang kau duga
Aku berdo’a semoga kau menjadi ahli syurga.. Amin

Sahabat,
jika ini adalah bacaan terakhirmu
Jika ini adalah sebuah renungan peringatan
maka ambillah hikmahnya
Tapi jika ini adalah salahku
maka maafkan aku
Terlebih jika aku harus mendahuluimu
tolong Ikhlaskan dan maafkan seluruh khilafku
karena aku pasti pernah menyakiti dan mengecewakanmu

Jika tulisan ini ada manfaatnya maka simpanlah sebagai renungan
Siapa tahu suatu saat kau ingat padaku
Dan jika kelak aku telah di alam lain
Satu pintaku padamu
Tolong do’akan aku

-Putrahadi Nurachman si anak kemaren sore-