Rabu, 03 November 2010

filosofi angsa

Sebuah renungan bagi kita semua yang merasa sebagai manusia yang memiliki akal sebagai sebuah nikmat yang menjadikan kita berbeda dengan makhluk lain.

Hidup itu Indah. Tidak ada satu hal pun yang diciptakan oleh Tuhan menjadi sia-sia. Tentunya itu bisa terjadi bila kita mau memanfaatkan nikmat akal yang telah diberikan oleh Tuhan pada diri kita untuk berpikir dan mencoba memaknai setiap hal yang terjadi di sekeliling kita. Percaya atau tidak, bila kita mau berpikir dengan akal dan memaknai setiap hal yang terjadi di sekeliling kita, maka dalam satu hari, kita sudah bisa mendapatkan lebih dari 100 ilmu. Salah satu contohnya adalah seperti yang akan kutuliskan ini. Ini merupakan ilmu yang dapat kita petik dari tindak tanduk makhluk lain yang ada di sekeliling kita.

Bila kita tinggal di negara empat musim, maka pada musim gugur akan terlihat rombongan angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin. Tentunya bagi kita yang tinggal di iklim tropis, kita tetap bisa melihat fenomena tersebut melalui video dokumenter yang dijual atau melalui stasiun televisi lokal nasional maupun Internasional. Disana kita bisa melihat bahwa angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruf "V".

Kita akan melihat beberapa fakta ilmiah tentang mengapa rombongan angsa tersebut terbang dengan formasi "V".

Fakta 1 :
Saat setiap burung mengepakkan sayapnya, hal itu memberikan "daya dukung” bagi burung yang terbang tepat di belakangnya. Ini terjadi karena burung yang terbang di belakang tidak perlu bersusah-payah untuk menembus dinding udara' di depannya. Dengan terbang dalam formasi "V", seluruh kawanan dapat menempuh jarak terbang 71% lebih jauh daripada bila setiap burung terbang sendirian.

Pelajaran/Hikmah yang dapat kita ambil :
Orang-orang yang bergerak dalam arah dan tujuan yang sama serta saling membagi dalam komunitas mereka, dapat mencapai tujuan mereka dengan lebih cepat dan lebih mudah. Ini terjadi karena mereka menjalaninya dengan saling mendorong dan mendukung satu dengan yang lainnya. Persatuan merupakan kunci awal untuk mencapai suatu tujuan.


Fakta 2 :
Kalau seekor angsa terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan burung di depannya.

Pelajaran/Hikmah yang dapat kita ambil :
Kalau kita memiliki cukup logika umum seperti seekor angsa, kita akan tinggal dalam formasi dengan mereka yang berjalan di depan. Kita akan mau menerima bantuan dan memberikan bantuan kepada yang lainnya. Lebih sulit untuk melakukan sesuatu seorang diri daripada melakukannya bersama-sama


Fakta 3 :
Ketika angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan angsa lain akan terbang menggantikan posisinya.

Pelajaran/Hikmah yang dapat kita ambil :
Adalah masuk akal untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh tuntutan secara bergantian dan memimpin secara bersama. Seperti halnya angsa, manusia saling bergantung satu dengan lainnya dalam hal kemampuan, kapasitas dan memiliki keunikan dalam karunia, talenta atau sumber daya lainnya.


Fakta 4 :
Angsa-angsa yang terbang dalam formasi ini mengeluarkan suara riuh rendah dari belakang untuk memberikan semangat kepada angsa yang terbang di depan sehingga kecepatan terbang dapat dijaga.

Pelajaran/Hikmah yang dapat kita ambil :
Kita harus memastikan bahwa suara kita akan memberikan kekuatan. Dalam kelompok yang saling menguatkan, hasil yang dicapai menjadi lebih besar. Kekuatan yang mendukung (berdiri dalam satu hati atau nilai-nilai utama dan saling menguatkan) adalah kualitas suara yang kita cari. Kita harus memastikan bahwa suara kita akan menguatkan dan bukan melemahkan.


Fakta 5 :
Ketika seekor angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua angsa lain akan ikut keluar dari formasi bersama angsa tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka tinggal dengan angsa yang jatuh itu sampai ia mati atau dapat terbang lagi. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka.

Pelajaran/Hikmah yang dapat kita ambil :
Kalau kita punya perasaan, setidaknya seperti seekor angsa, kita akan tinggal bersama sahabat dan sesama kita dalam saat-saat sulit mereka, sama seperti ketika segalanya dalam keadaan baik.

Maknai dengan baik..
Angsa adalah seekor binatang, dia dapat melakukan itu semua. Padahal, mereka "gak makan bangku sekolahan'' (Alm. Benyamin S : sinetron Si Doel Anak Sekolahan), mereka pun tak punya akal, tapi mereka bisa.

Semoga guratan ini bisa menjadi tambahan ilmu dalam proses berpikir kita sebagai makhluk sosial.

-Putrahadi Nurachman si anak kemaren sore-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar