Apa kabar sahabatku ???
Lama kita tak jumpa dan tak bertegur sapa
aku yakin bukan karena kebencian diantara kita
aku pun yakin bukan karena ada sesuatu diantara kita
Tapi rutinitas dunialah yang telah menjebak kita
Satu hal sebagai bahan renungan kita
merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam dan Hawa
Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu mempelai sangat dimanjakan
Mandi pun harus dimandikan
Seluruh badan kita
terbuka tak ada sehelai benang pun yang menutupinya
Tak ada sedikitpun rasa malu
Seluruh badan digosok dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang itu pun ditutupi oleh kapas putih
Itulah wujud kita
Setelah dimandikan kita pun dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Semasa hidup kain itu jarang yang mau memakainya
kain itu bernama kafan
Lalu wewangian ditaburkan ke gaun kita
Kain yang ada di bagian kepala dan kaki pun diikatkan
Tataplah…. tataplah... itulah wujud kita
Keranda pelaminan langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian
Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Pergi menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul kita
Diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah kudus
Akad nikahnya bacaan talkin
Berwalikan liang lahat
Saksinya adalah nisan yang telah tiba lebih dulu
Siraman air mawar pengantar akhir pada ruang kerinduan
Dan akhirnya..
Tiba masa pengantin
Menunggu dan ditinggal sendirian
Untuk mempertanggungjawabkan seluruh langkah kehidupan
Malam pertama bersama 'KEKASIH'
Ditemani rayap dan cacing tanah
Di kamar yang bertilamkan tanah
Dan ketika 7 langkah telah pergi….
Kita pun akan ditanyai oleh sang Malaikat
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur Atau kita
akan memperoleh Siksa Kubur?
Kita tak tahu dan tak seorangpun yang tahu
Tapi anehnya kita tak pernah galau atau pun takut
Padahal semuanya sudahlah pasti antara nikmat atau siksa yang akan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata untuk hal ini
Seolah barang berharga yang sangat mahal
sudah pantaskah sikap kita untuk disebut sebagai ahli syurga ???
Sahabat,
maaf jika malam itu aku tak menemanimu
Bukan aku tak setia
Bukan aku berkhianat
Tapi itulah komitmen azali tentang kehidupan
Tapi percayalah aku pasti kan mendo’akanmu
Karena aku sungguh menyayangimu
Rasa sayangku padamu lebih dari apa yang kau duga
Aku berdo’a semoga kau menjadi ahli syurga.. Amin
Sahabat,
jika ini adalah bacaan terakhirmu
Jika ini adalah sebuah renungan peringatan
maka ambillah hikmahnya
Tapi jika ini adalah salahku
maka maafkan aku
Terlebih jika aku harus mendahuluimu
tolong Ikhlaskan dan maafkan seluruh khilafku
karena aku pasti pernah menyakiti dan mengecewakanmu
Jika tulisan ini ada manfaatnya maka simpanlah sebagai renungan
Siapa tahu suatu saat kau ingat padaku
Dan jika kelak aku telah di alam lain
Satu pintaku padamu
Tolong do’akan aku
-Putrahadi Nurachman si anak kemaren sore-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar